Korban Perampokan Pecah Kaca Mobil di Kuningan 3 Kali Diintai

Korban Perampokan Pecah Kaca Mobil di Kuningan 3 Kali Diintai

KUNINGAN- Peristiwa pecah kaca yang menimpa bendahara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan Arief Yudianto rupanya bukan yang pertama. Sebab, dua bendahara terdahulu di dinas tersebut sempat mengalami kejadian percobaan perampokan. Hal itu diakui Kasubag Keuangan Disdikbud, Momon bersama stafnya, Nadik, ketika tengah menunggu pemeriksaan di Mapolres Kuningan, kemarin. “Ini adalah kali ketiga bendahara kami menjadi korban kejahatan. Sebelum Pak Yudi (Arief Yudianto, red) ada juga bendahara lainnya. yakni Kholil dan Haifa. Alhamdulillah semuanya selamat, dan satu pelaku masih dalam pengejaran petugas kepolisian,” ujar Momon. (Baca: Duit Gaji PNS Rp 144 Juta Baru Diambil dari bjb Kuningan Dirampok dengan Modus Pecah Kaca Mobil) Kemudian Nadik menceritakan, bendahara pertama yang hampir dirampok yaitu Kholil. Modusnya, pelaku mengintai korban yang baru keluar dari bank mengambil uang. Di perjalanan, tiba-tiba ada pengendara motor yang berteriak jika ban mobilnya kempes. Semula Kholil mau berhenti saat diberitahu pengendara motor tersebut. Namun niat itu diurungkan dan tetap melajukan kendaraannya menuju kantor. “Pak Kholil baru saja mengambil uang dari bank. Dia diberitahu pengendara motor kalau ban mobilnya kempes. Pak Kholil tadinya mau berhenti tapi akhirnya tetap menjalankan mobilnya dalam kondisi ban yang kempes,” tutur Nadik kepada Radar Kuningan. (Baca: Sekitar 2 Jam, Polisi Langsung Ringkus Perampok Modus Pecah Kaca di Kuningan) Menurut dia, Kholil yang curiga akhirnya memilih membelokkan mobilnya ke arah halaman Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Cijoho. Upayanya itu berhasil lantaran pengendara motor tidak berani masuk ke dalam lapas. “Jika saja Pak Kholil berhenti di pinggir jalan, tentu para pelaku akan beraksi mengambil uang yang baru saja diambil dari bank. Beruntung beliau berpikiran tenang dan memilih memasukkan kendaraannya ke halaman Lapas. Ini yang menyebabkan pelaku tidak berani mendekatinya, apalagi melakukan perampokan,” terang Nadik. Keterangan lain dibenarkan Haifa, mantan bendahara Disdikbud Kuningan. Pria yang kini bertugas di bagian program disdikbud itu membenarkan jika dirinya juga sempat nyaris menjadi korban perampokan. Saat itu dia baru saja pulang dari bank mengambil uang. Sama seperti Kholil, dirinya diberitahu kalau ban mobilnya kempes. “Modus pelaku sama yakni memberitahu kalau ban mobil kempes. Tapi saya yang sudah curiga memilih tidak berhenti dan terus melajukan mobil. Meski ban mobil sudah tidak ada anginnya, saya garadak saja sampai kantor ketimbang menjadi korban perampokan. Kalau saya berhenti, pasti mereka beraksi,” tegas dia. Haifa bersyukur dirinya saat itu berhasil lolos dari jeratan pelaku tindak kejahatan. Seandainya saja dirinya menuruti permintaan pelaku dengan berhenti di pinggir jalan, tentu uang yang baru diambilnya dari bank, bisa saja raib disikat para penjahat. “Alhamdulillah saya tidak sampai menjadi korban kejahatan para pelaku. Meski pelek mobil saya rusak lantaran kondisi ban mobil kempes terus saya pakai, yang penting selamat. Saya juga bersyukur pelaku pecah kaca mobil rekan saya, Pak Yudi sudah berhasil diamankan petugas,” imbuhnya. Momon menambahkan, dari kejadian ini, berencana meminta pengawalan dari kepolisian ketika akan mengambil uang dari bank. Pihaknya juga akan intens membangun komunikasi dengan seluruh kelompok masyarakat untuk mencegah munculnya tindakan. “Dan yang terakhir ini menimpa Pak Yudi. Untungnya para pelaku berhasil diamankan. Begitu juga dengan uang di dalam kantong plastik yang dibawa lari pelaku berhasil diamankan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada aparat kepolisian yang telah berhasil menangkap pelaku,” jelas dia. Untuk peristiwa yang dialami Yudi, terjadi Selasa (10/10). Saat keluar dari bjb usai mengambil yang, Yudi diikuti pelaku Riki Mararona dan Roni. Ketika menepikan kendaraan di depan BCA, sekitar satu kilometer dari bjb, aksi itu pun terjadi. Kaca mobil jenis Honda Jazz warna putih bernopol E 421 YF yang dikendarai Yudi itu dijebol. Uang Rp 170.050.000 pindah ke tangan para pelaku. Kejadian sekitar pukul 10.45 itu berlangsung sangat cepat. Menurut Yudi, dia mengambil uang dari bjb Rp 144 juta. Uang sebanyak itu dimasukkan ke dalam kantong plastik warna hitam dan disimpan di samping jok sopir. Dia juga memasukan uang lainnya ke dalam plastik warna hitam. “Dari bjb sebanyak Rp 144.600.000, kemudian ditambah Rp 15.200.000 dan yang ada di amplop Rp 10.250.000. Uang itu semuanya saya masukkan ke kantong plastik warna hitam. Saya menduga, pelaku sudah mengintai saya sejak dari bank bjb. Soalnya mereka beraksi cepat, tak lebih dari dua menitan,” sebut Yudi. Beruntung, para pelaku berhasil ditangkap polisi. Pelaku Riki Mararona asal Bengkulu diiciduk di daerah Ipukan, Palutungan, Cisantana, Kecamatan Cigugur. Sedangkan pelaku Roni asal Jakarta diamankan sejam kemudian di wilayah Cilengkrang, Desa Pajambon, Kecamatan Kramatmulya. Sejauh ini polisi masih memburu pelaku berinisial R yang bertugas mengawasi transaksi Yudi di bjb Kuningan. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: